Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Berikut beberapa pendapat mengenai
pengertian berfikir :
1) Plato beranggapan berfikir itu adalah
berbicara dalam hati.
2) Jujun S Suriasumantri berpendapat
berpikir merupakan kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.
3) Sumadi suryabrata menilai berpikir
adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak, dan berfikir juga
berarti berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau
mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa berpikir merupakan sebuah proses kerja otak yang membuahkan pengetahuan.
Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dengan mengikuti jalan
pemikiran tertentu agar sampai pada sebuah kesimpulan yaitu berupa pengetahuan.
- DEDUKTIF
Pengertian deduktif adalah pengambilan kesimpulan
untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,
instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala
terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan
selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran
deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala.
Pendekatan
deduktif adalah pendekatan secara teoritik untuk mendapatkan konfirmasi
berdasarkan hipotesis dan observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Suatu
hipotesis lahir dari sebuah teori, lalu hipotesis ini diuji dengan dengan
melakukan beberapa observasi. Hasil dari observasi ini akan dapat memberikan
konfirmasi tentang sebuah teori yang semula dipakai untuk menghasilkan
hipotesis. Langkah penelitian seperti ini biasa juga disebut pendekatan ‘dari
atas ke bawah (top down)’.
Jenis-jenis Silogisme :
Silogisme Kategorial
Silogisme Hipotetik
Silogisme Alternatif
Entimen
Silogisme Disjungtif
2. INDUKTIF
Induktif adalah pengambilan kesimpulan secara umum
dengan berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh dari fakta-fakta khusus.
Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak
dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan
(inferensi). Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Proses penalaran ini
mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena yang ada, maka
disebut sebagai sebuah corak berpikir yang ilmiah karena perlu proses penalaran
yang ilmiah dalam penalaran induktif.
Pengertian
fenomena sebagai landasan induktif harus diartikan sebagai data maupun sebagai
pernyataan-pernyataan yang tentunya bersifat factual. Sehingga induksi dapat
berasal dari fenomena yang berbentuk fakta atau berbentuk pernyataan–pernyataan
(proposisi-proposisi).
Pendekatan
induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk membangun sebuah teori
berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Suatu observasi yang dilakukan
berkali-kali akan membentuk sebuah pola tertentu. Dari pola tersebut akan lahir
hipotesis sementara atau hipotesis tentatif. Hipotesis yang terbentuk berasal
dari pola pengamatan yang dilakukan. Setelah dilakukan berulang-ulang, barulah diperoleh
sebuah teori. Langkah penelitian seperti ini disebut sebagai pendekatan ’dari
bawah ke atas (bottom up)’. Pendekatan induktif dapat digambarkan seperti bagan
berikut ini.
Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi
beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf
analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://blog.unsri.ac.id/